
SAKURAINA, BOGOR- Universitas Institut Pertanian Bogor (IPB) tunjukkan komitmennya dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan melalui kolaborasi riset internasional dengan Belanda dan Universitas Lambung Mangkurat. Dalam acara “Final Meeting Sustain Palm” yang digelar hari ini, IPB memaparkan hasil riset selama tiga tahun terakhir yang berfokus pada inovasi dan praktik berkelanjutan dalam industri sawit.
Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, menekankan bahwa keberlanjutan adalah kunci utama dalam industri sawit. “Kami mendorong konsep circular economy, di mana limbah sawit diubah menjadi produk bernilai tambah. From waste to wealth,” ujarnya. Salah satu inovasi menarik adalah pemanfaatan limbah sawit sebagai pakan ternak, membuka peluang integrasi kebun sawit dengan peternakan sapi sebagai solusi keterbatasan lahan.
Jan Verhargen, Program Manager SustainPalm, menambahkan temuan menarik lainnya, seperti integrasi sawit dengan tanaman pangan (intercropping) untuk membuka pasar baru, dan pengelolaan lahan gambut yang lebih hati-hati. “Menjaga keberlanjutan lingkungan adalah kunci masa depan sawit,” tegasnya.
Pemerintah Indonesia juga menunjukkan dukungan penuh melalui penerapan sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan atau AISBO pada tahun 2025. Staf Ahli Kemenko Perekonomian, Dida Gardera, menjelaskan bahwa sertifikasi ini wajib bagi semua pelaku usaha sebagai jaminan keberlanjutan. Pemerintah juga memberikan dukungan penuh kepada pekebun rakyat, yang mencakup 40-50% dari total perkebunan sawit nasional, melalui berbagai program seperti sertifikasi gratis, Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dan beasiswa.
Dengan kolaborasi ini, Universitas IPB University dan para mitra internasionalnya membuktikan bahwa industri kelapa sawit dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.(DIK)