
SAKURAINA, TOKYO-Ketegangan di Timur Tengah semakin memanas, Semua dunia tertuju akan bahayanya apabila terjadi perang nuklir. Pejabat pemerintah Jepang mengatakan akan melanjutkan upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, menyusul serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran. Mereka juga mempelajari cara menanggapi kemungkinan lonjakan harga energi.
Perdana Menteri Ishiba Shigeru dijadwalkan berangkat ke Belanda pada Selasa (24/06/2025) untuk menghadiri KTT NATO, tetapi ia membatalkan perjalanan tersebut karena memanasnya situasi di Timur Tengah.
Ishiba mengatakan kepada wartawan pada Senin (23/06/2025) bahwa sulit untuk melakukan penilaian hukum atas serangan AS terhadap situs nuklir Iran, mengingat berbagai perselisihan dalam hukum internasional.
Ishiba menganggap langkah AS tersebut menunjukkan tekadnya untuk meredakan situasi, sekaligus mencegah Iran memiliki senjata nuklir.
Pemerintah Jepang berencana untuk bekerja sama dengan negara-negara lain guna meredakan situasi. Pemerintah juga berencana mengambil tindakan guna menjamin keselamatan warga negara Jepang di kawasan tersebut.
Ketika ditanya tentang kemungkinan Iran menutup Selat Hormuz, sejumlah pejabat mengatakan skenario seperti itu dapat memberikan pukulan telak bagi Jepang, yang sangat bergantung pada kawasan tersebut guna mendapatkan pasokan minyak.
Pemerintah akan menerapkan langkah mitigasi pada Kamis (26/06/2025) untuk menangkal kemungkinan lonjakan harga bahan bakar.
Seorang pejabat tinggi Partai Demokratik Liberal (LDP) yang berkuasa memperingatkan bahwa harga minyak dan sumber daya lainnya dapat naik. Ia mengatakan partainya akan membahas langkah-langkah mitigasi.
Ketua partai oposisi menyerukan agar tarif pajak sementara untuk bensin dihapuskan. Para pakar memperkirakan kebijakan energi Jepang akan menjadi isu utama dalam pemilihan Majelis Tinggi mendatang di tengah eskalasi di Timur Tengah.(DIK)