
SAKURAINA, TOKYO- Kabar kurang sedap kembali menghampiri para konsumen di Jepang. Produsen makanan di Negeri Sakura terus menaikkan harga produk mereka, seiring dengan membengkaknya biaya produksi. Menurut survei terbaru dari Teikoku Databank, pada bulan September ini, sebanyak 1.422 jenis barang akan mengalami kenaikan harga, menandai kenaikan selama sembilan bulan berturut-turut!
Bumbu dapur seperti saus dan mayones menjadi penyumbang terbesar dengan 427 jenis barang, diikuti oleh makanan olahan (338 jenis) dan camilan (291 jenis). Jika sebelumnya kenaikan harga lebih banyak dipicu oleh faktor eksternal seperti harga minyak mentah yang tinggi dan nilai tukar yen yang melemah, kini situasinya berbeda.
Teikoku Databank mengungkapkan bahwa kenaikan harga saat ini lebih disebabkan oleh faktor internal, terutama biaya logistik dan tenaga kerja yang melonjak. Kekurangan pengemudi truk menjadi masalah serius yang membuat biaya distribusi semakin mahal.
Kondisi ini tentu menjadi pukulan telak bagi masyarakat Jepang yang sudah terbiasa dengan harga yang stabil. Kenaikan harga makanan akan semakin membebani anggaran rumah tangga dan memaksa mereka untuk lebih berhemat.
Para ahli ekonomi memperkirakan bahwa tren kenaikan harga ini masih akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang, seiring dengan semakin ketatnya persaingan di pasar tenaga kerja dan meningkatnya biaya energi. Pemerintah Jepang diharapkan segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan meringankan beban masyarakat.
Kunjungan ini bukan hanya tentang mencari masalah, tetapi tentang menemukan solusi, memberikan dukungan, dan mengapresiasi kerja keras para tenaga kesehatan. Di balik setiap angka dan statistik, ada cerita tentang sentuhan manusiawi yang membuat layanan kesehatan menjadi lebih bermakna.(DIK)