News

Masyarakat Beralih ke BBM Swasta, Kecewa Kendaraan Jadi Rusak Akibat Bensin Pertamax Oplosan

SAKURAINA, BANDUNG-Isu dugaan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) yang melibatkan Pertamina terus menuai reaksi dari masyarakat. Sejumlah konsumen yang merasa dirugikan mengungkapkan kekecewaannya dan mulai beralih ke SPBU swasta.

Mereka mengaku kehilangan kepercayaan terhadap kualitas bahan bakar yang dijual Pertamina setelah mencuatnya kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina, Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama atau KKKS tahun 2018-2023.

Modus yang dilakukan dalam kasus ini adalah mengoplos Pertalite (Ron 90) menjadi Pertamax (Ron 92). Dugaan ini pertama kali diungkap oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum), Harli Siregar, Selasa, 25 Februari 2025.

Salah seorang pengguna Pertamax, Yasir Fikri (46) warga Dago, Bandung, mengaku kecewa usai mengetahui dugaan pengoplosan Pertalite jadi Pertamax.

“Saya sangat kecewa, setelah mengisi bensin di pom bensin Pertamina di Tol Sentul kendaraan saya menjadi rusak, akibatnya harus mengeluarkan biaya mahal untuk perbaikan. Saya sudah ikuti aturan pemerintah untuk menggunakan Pertamax, akan tetapi justru kami mengalami kerugian besar akibat pengoplosan bensin pertamax tersebut,” ujarnya sambil menunjukkan kendaraannya yang sedang di perbaiki di bengkel.

“Kalau seperti ini saya lebih baik memakai prodak swasta yang lebih baik, dan pelayan yang diberikan pom bensin swasta jauh lebih baik dan memuaskan, coba kalau seperti ini kita habis jutaan untuk perbaikan kendaraan tidak ada konvensasi dan pertanggung jawaban dari pertamina,” tambahnya.

Ketua Komunitas Konsumen Indonesia David Tobing mengatakan Pertamina perlu mengklarifikasi kepada masyarakat peristiwa pengoplosan bahan bakar minyak (BBM). Hal ini terkait dugaan korupsi BBM oleh PT Pertamina Patra Niaga yang diungkap Kejaksaan Agung beberapa hari lalu. Akibatnya, sebagian masyarakat mulai beralih menggunakan BBM perusahaan swasta.

“Bagaimana dengan produk pertamax yang diisukan itu dioplos? Apakah benar dioplos? karena kita lihat di keterangan terakhir Kejagung itu di salah satu kilang sementara kilang Pertamina itu ada ratusan. Pertamina harus mengkalrifikasi di mana terjadinya pengoplosan BBM ini, Selain isu BBM oplosan, masyarakat semakin khawatir setelah ada unsur korupsinya,” ungkap David dalam Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis, 27 Februari 2025.

Menurut David, Pertamina harus bertanggungjawab atas dampak negatif yang diterima masyarakat akibat BBM oplosan. Penggunaan BBM dengan research octane number (RON) yang tidak sesuai berpotensi merusak mesin kendaraan.

“Bila hal ini terjadi seharusnya berbagai pihak dalam hal ini, terutama pelaku usaha Pertamina bisa memfasilitasi bila terjadi kerusakan di kendaran konsumen,” tambahnya.

Ia mengatakan pelaku usaha harus menerima pengaduan konsumen yang utama. Pertamina juga perlu membuktikan kadar oktan pada produk pertamax telah sesuai standar.

Akibat kejadian ini, sebagian masyarakat mulai beralih dengan menggunakan BBM swasta. Kata David, fenomena ini wajar dan didasari kebutuhan konsumen akan kualitas.

“Hak konsumen untuk memilih barang, jadi konsumen mempunyai hak untuk memilih barang yang memang ada di pasaran. Hak konsumen untuk memilih barang juga disertai kualitas atas barang tersebut,” jelasnya.

“Jadi mudah-mudahan bukan karena adanya persaingan usaha tetapi masing-masing, baik BUMN Pertamina dan juga pelaku usaha swasta itu harus bersaing sehat. Jadi tunjukkan mutu yang baik atas produknya sehingga masyarakat yakin membeli produk tersebut,” pungkasnya.(*)

What is your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:News