Destination

Gunung Rinjani Bukan Untuk Pemula Perlu Persiapan Matang Hadapi Medan dan Cuaca ekstrem

SAKURAINA, NTB- Gunung Rinjani, dengan ketinggian menjulang 3.726 meter di Pulau Lombok, memang menjanjikan panorama luar biasa: danau biru Segara Anak, sunrise magis dari puncaknya, hingga padang savana yang menenangkan. Namun di balik keindahannya, tersimpan medan pendakian yang ekstrem dan tak bisa dianggap enteng, bahkan bagi pendaki berpengalaman sekalipun.

Kisah Juliana menggugah kesadaran bahwa Rinjani bukanlah destinasi wisata biasa. Pendakian ke puncaknya menuntut lebih dari sekadar keberanian dan semangat, dibutuhkan persiapan matang, kewaspadaan tinggi, serta penghormatan terhadap alam dan budaya setempat.

Diberitakan sebelumnya, setelah jatuh ke jurang Gunung Rinjani jasad Juliana Marins berhasil dievakuasi dari jurang berkedalaman 600 meter di Cemara Nunggal, Gunung Rinjani, Rabu (25/6/2025) pukul 15.50 WITA.

Evakuasi tersebut dilakukan oleh tim SAR setelah proses pencarian intensif selama lima hari.

“Jenazah sudah berhasil diangkat dari kedalaman 600 meter oleh tim evakuasi di hari kelima ini,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi, di Sembalun.

Kini Seorang pendaki asal Malaysia, Nazli Bin Awang Mahat (47), dilaporkan mengalami kecelakaan serius saat menuruni jalur licin Gunung Rinjani, Kamis (26/6/2025). Korban tergelincir sejauh 200 meter di jalur menuju Danau Segara Anak. Kejadian ini hanya berlangsung setelah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, terjatuh di jurang Gunung Rinjani beberapa hari sebelumnya. Kepala Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Taufikurrahman, membenarkan peristiwa tersebut.

“Korban mengalami luka di kepala dan kaki terkilir, tidak dapat melanjutkan perjalanan,” ujar Taufik pada Sabtu (28/6/2025). Informasi kecelakaan diterima dari pemandu pendakian pada Jumat sore sekitar pukul 15.20 WITA, saat Nazli tengah turun bersama rombongan menuju danau.

Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari TNGR, SAR Lombok Timur, TNI, Polri, serta relawan pada Jumat malam pukul 23.00 WITA. Nazli ditandu menuju Shelter Pelawangan Sembalun dan tiba sekitar pukul 01.30 WITA.

Setelah beristirahat sejenak, ia kembali ditandu ke Pos 2 Sembalun dan tiba pukul 06.30 WITA. Korban kemudian dibawa ke Puskesmas Sembalun menggunakan sepeda motor untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut. Pihak TNGR mengimbau seluruh pendaki untuk lebih berhati-hati terhadap kondisi cuaca ekstrem di kawasan Gunung Rinjani. Kabut dan hujan dapat membuat jalur pendakian menjadi sangat licin.

“Kondisi cuaca di Rinjani cepat berubah, pendaki harus lebih hati-hati,” tegas Taufik. Jalur berbahaya menuju Segara Anak Adapun jalur dari Pelawangan Sembalun menuju Segara Anak memang cukup berbahaya.

Kondisi jalur adalah jalan setapak yang turunannya curam. Kondisi jalur pendakian juga cukup berbatu. Jalur ini menuruni dinding kaldera Pelawangan Sembalun menuju dasar kaldera yang merupakan Segara Anak.

Pendaki harus pintar memilih pijakan. Itu karena di beberapa titik, jarak antarpijakan cukup jauh dan dalam. Saat melalui jalur ini, pendaki harus ekstra hati-hati. Jangan berjalan terlalu cepat untuk meminimalkan risiko terjatuh atau terpeleset.(DIK)

What is your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:Destination