Blog

Kampung Blangkon Solo, Kampung Wisata Destinasi Budaya di Serengan

SAKURAINA, SOLO- Kota Solo tak pernah kehabisan cerita tentang budaya. Setelah Laweyan dan Kauman dikenal sebagai kampung batik, kini Kampung Blangkon Potrojayan di Serengan Surakarta hadir sebagai destinasi budaya baru yang mencuri perhatian.

Kampung ini diresmikan pada 19 Februari 2025 oleh Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, setelah proses penataan yang dimulai sejak tahun 2021. Terletak di Jl. Jamsaren No. 05, Kecamatan Serengan, kawasan ini menjadi rumah sekaligus tempat berkarya bagi para perajin blangkon.

Sebanyak 33 unit hunian dua lantai berdiri rapi di atas lahan seluas hampir 1.500 meter persegi. Lantai pertama digunakan sebagai ruang produksi, sedangkan lantai atas untuk tempat tinggal. Di tengah barisan rumah, jalur selebar dua meter menjadi akses utama warga dan pengunjung.

Blangkon menjadi napas kehidupan di kampung ini. Setiap hari, para perajin bekerja membuat penutup kepala khas Jawa ini dari balik rumah-rumah mereka. Pak Agung, salah satu perajin yang sudah membuat blangkon sejak tahun 1990-an, menjadi sosok sentral di kampung ini. Ia dikenal sebagai langganan Keraton Surakarta, dengan blangkon bermotif batik tulis yang dibuat dari kain pilihan.

“Sudah dari dulu langganan keraton,” ujar Pak Agung saat ditemui di sela aktivitas. “Kain yang saya pakai beda dari yang lain, karena ini batik tulis.”

Aktivitas warga tampak hidup. Ketukan alat kerja, tumpukan kain, dan aroma lem khas blangkon menyambut siapa pun yang melintas. Meski baru diresmikan, para perajin langsung aktif berproduksi.

Rencananya, akan dibangun showroom khusus untuk menampilkan hasil karya para perajin. Showroom ini akan menjadi ruang etalase sekaligus tempat jual beli, di mana blangkon ditampilkan sesuai dengan jenis dan kualitasnya.

“Setelah ini bakal ada showroom juga. Jadi setelah membuat blangkon bisa langsung dipamerkan,” ujar Teguh.

Namun, jalan menuju kampung wisata belum sepenuhnya rampung. Pemerintah masih harus menyelesaikan penataan saluran air, sebagai langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih dan nyaman.

Kampung ini memang belum seramai Laweyan atau Kauman. Tapi justru di situlah daya tariknya. Suasana yang tenang, aktivitas yang nyata, dan keramahan warga menjadikan Kampung Blangkon Potrojayan sebagai tempat belajar tentang tradisi yang masih hidup.

Blangkon bukan sekadar aksesori. Ia adalah simbol budaya, ketekunan, dan filosofi Jawa yang dijaga hingga kini. Dan di kampung kecil di Serengan inilah, warisan itu terus dilestarikan hari demi hari, lembar demi lembar kain yang dilipat dengan penuh makna.(*)

What is your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:Blog