By dicky chan
SAKURAINA, BALI-Hingga pertengahan tahun 2025 ini, kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Gumi Lahar tercatat 551.643 orang atau setengah juta lebih. Sebagian besar dari jumlah tersebut, didominasi kunjungan turis mancanegara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Karangasem I Putu Eddy Surya Artha menuturkan, dari jumlah 551.643 wisatawan yang datang berkunjung ke Karangasem, 408.540 di antaranya merupakan wisatawan mancanegara.
Sementara sisanya 143.103 orang merupakan wisatawan domestik. ”Dari berbagai negara di Eropa dan Asia,” ujarnya dikonfirmasi, Rabu (30/7/2025).
Dari jumlah tersebut kata Eddy, menjadi hal yang positif bagi pariwisata Karangasem. Kata dia, dari sekian banyak destinasi wisata yang ada, Tirta Gangga masih menjadi favorit.
”Karena memang wisata Tirta Gangga daya tariknya wisata peninggalan kerajaan Karangasem. Seperti Taman Ujung,” tuturnya.
Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Taman Tirta Gangga mencapai 214.070 yang terdiri dari 189.252 wisatawan mancanegara dan 24.818 wisatawan domestik. ”Sebagian besar didominasi wisatawan mancanegara,” bebernya.
Sedangkan untuk posisi kedua saat ini adalah destinasi wisata Bukit Asah dengan jumlah kunjungan 88.065 wisatawan. ”Setelah itu destinasi favorit ketiga Pura Lempuyang dengan jumlah kunjungan mencapai 87.695 wisatawan,” terang Eddy.
Ia mengaku dengan semakin banyaknya destinasi wisata di Karangasem yang mulai berbenah, ia optimis kunjungan semakin meningkat. ”Biasanya September hingga Desember kunjungan wisatawan akan mengalami peningkatan,” ungkapnya.
Untuk beberapa destinasi wisata yang mulai dibenahi, seperti Putung, Mahagangga dan yang lainnya akan ditingkatkan promosinya. ”Kami akan bantu untuk promosi pariwisatanya dengan berbagai kegiatan atau even,” imbuhnya.
Mantan Camat Manggis ini menambahkan, telah melakukan promosi pariwisata secara terus menerus. Baik melalui media sosial dan media lainnya untuk menarik minat wisatawan datang berkunjung ke Karangasem.
”Tentu dengan peningkatan kunjungan akan berdampak pada sektor turunannya. Seperti hunian kamar dan juga restoran. Ini juga berpengaruh pada pendapatan daerah,” tandasnya.(CAN)
