
SAKURAINA, JEPANG- Keluarga warga negara Jepang yang diculik oleh Korea Utara terpaksa merayakan tahun baru tanpa orang yang mereka cintai. Mereka mendesak pemerintah Jepang agar mengadakan pertemuan bilateral dengan Korea Utara, dan mencari peluang untuk menyerukan dukungan dari pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Presiden terpilih Donald Trump untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Orang tua korban penculikan berjuang melawan waktu. Tahun ini, Yokota Sakie, ibu Yokota Megumi, akan berusia 89 tahun dan Arimoto Akihiro, ayah Arimoto Keiko, akan berusia 97 tahun.
Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, berkomentar dalam pernyataan pers Februari tahun lalu bahwa kunjungan Perdana Menteri Jepang saat itu Kishida Fumio mungkin saja dilakukan, tetapi Korea Utara kemudian mengindikasikan penolakan dan tidak pernah mengubah pendiriannya bahwa masalah tersebut telah diselesaikan.
Pada pertemuan puncak AS-Korea Utara pertama kali pada tahun 2018, Presiden Donald Trump mengangkat masalah penculikan dan menekankan pentingnya menyelesaikannya.
Keluarga para korban penculikan tengah mencermati apakah Presiden AS terpilih Trump akan bertemu kembali dengan pemimpin Korea Utara. Mereka berencana untuk mengunjungi AS di masa mendatang guna bekerja sama dengan pemerintah baru AS untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
Pemerintah Jepang mengatakan sedikitnya 17 warga negara diculik oleh agen Korea Utara pada tahun 1970-an dan 1980-an. Lima orang telah kembali ke Jepang, tetapi 12 lainnya masih belum diketahui keberadaannya.(*)