
SAKURAINA, JAKARTA-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kuota cek kesehatan gratis di tahap awal hanya 30 orang per hari yang daftar melalui aplikasi Satusehat. Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi menyebut, jumlah ini bisa bertambah.
“Di tahap awal kita tetapkan kuota yang melalui pendaftaran digital 30 (orang) dulu per hari. Tapi tentu saja hitungan kami itu bisa bervariasi bisa tambah 50 pun bisa tapi akan dievaluasi puskesmas,” kata dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2025.
Ia mengungkapkan, penambahan kuota bisa dilakukan pada sistem digital Satusehat. Namu pada tahap awal Kemenkes menetapkan 30 pendaftar dulu untuk mengantisipasi kendala yang belum bisa mendaftar.
“Untuk kuota maksimal kita lakukan pembatasan supaya masyarakat enggak jengkel karena terlalu ramai atau menunggu yang lama,” ucapnya.
Diketahui cek kesehatan gratis akan mulai dilakukan pada 10 Februari 2025 di puskesmas di seluruh wilayah. Program tersebut dilakukan karena melihat kondisi kesehatan masyarakat Indonesia dengan banyak penyakit yang menyebabkan kematian namun bisa dicegah jika diketahui sejak dini.
Jenis pemeriksaannya pun dibagi menjadi 3 jenis antara lain bayi dan baru lahir, balita dan pra sekolah, serta dewasa dan lansia. Pada kelompok bayi dan baru lahir jenis pemeriksaanya seperti Kekurangan hormon tiroid bawaan, kekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD), kekurangan hormon adrenal bawaan, kenyakit jantung bawaan kritis, hingga kelainan saluran empedu.
Kemudian pada kelompok usia balita dan pra sekolah mendapatkan jenis pelayanan cek kesehatan gratis berupa pertumbuhan, perkembangan, tuberkulosis (Tb), telinga, mata, gigi, talasemia (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja), gula darah (pemeriksaan darah pada usia 2 tahun saja).
Sementara pada kelompok dewasa dan lansia antara lain merokok, kanker paru (lebih dari 45 tahun), tingkat aktivitas fisik, kanker usus besar (lebih dari usia 50 tahun), status gizi, mata, gigi, telinga, tekanan darah, jiwa, gula darah, Hepatitis, risiko stroke atau jantung (lebih dari usia 40 tahun), calon pengantin berupa anemia, sifilis, HIV, fungsi ginjal (lebih dari usia 40 tahun), geriatri (lebih dari usia 60 tahun), Tuberkulosis, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Kanker Payudara (lebih dari usia 30 tahun), kanker leher rahim (lebih dari usia 30 tahun).
“Program terbesar kita selama ini karena cek kesehatan gratis akan menyasar 280 juta orang. Angka itu lebih tinggi dari pemberian vaksinasi covid-19 yang menyasar 189 juta orang atau MBG 82 juta anak,” ungkapnya.(*)