SAKURAINA, INDONESIA-Museum itu berada di Jalan Veteran Nomor 23, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Museum Buleleng juga berada satu kawasan dengan Gedong Kertya, perpustakaan lontar di Bali. Jadwal bukanya mengikuti hari kerja, yakni setiap hari Senin-Jumat mulai pukul 08.00-16.00 Wita.

Dulunya, tempat ini bernama Bale Mas pada tahun 1914-1925. Bangunan tersebut sangatlah unik karena memiliki arsitektur antik beratap ijuk, dengan ukiran bercat prada emas. Berjalannya waktu, gedung tersebut dijadikan Museum Buleleng yang diresmikan pada tahun 2001 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika. Museum ini juga cocok sebagai tujuan wisata khususnya untuk belajar sejarah.

Kepala Bidang (Kabid) Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng Nyoman Widarma kepada Jawa Pos Radar Bali mengungkapkan bahwa Museum Buleleng merupakan salah satu dari 3 museum yang ada di Bali utara.

Bersama dengan Gedong Kertya dan Museum Sunda Kecil, Museum Buleleng sudah terdaftar di data Asosiasi Museum dan Kemendikbud/Kementerian Kebudayaan RI. ”Koleksi yang ada di dalam Museum Buleleng, mulai dari benda-benda prasejarah, koleksi kerajaan, hingga koleksi kemerdekaan,” ujarnya kemarin (22/11).

Untuk benda prasejarah, diketahui terdiri dari alat-alat prasejarah yang digunakan dari zaman dahulu sampai sekarang yang berjumlah 29 item. Seperti gandek kayu, tempeh/nyiru (ngiu) kecil, sokasi, hingga ceret tanah.

Ada juga benda-benda dari zaman paleolitikum atau zaman berburu, yang jumlahnya sebanyak 34 item. Seperti kapak penetak, pecahan gerabah kemendu, gelang perunggu, sampai jepitan besi.

Tak hanya itu saja, koleksi prasejarah lainnya masih banyak ada. Seperti benda yang ditemukan di Situs Kalibukbuk, seperti stupa Buddha, meterai, taplet tanah liat, batu bata, hingga perhiasan gajah. Benda-benda tersebut diperkirakan berasal dari abad 8-9 Masehi.

Ada juga benda-benda yang berasal dari abad 10-14 masehi, seperti mata uang, peripih emas, hingga fragmen gerabah/logam, yang totalnya mencapai 14 item. ”Ada juga sarkofagus yang ditemukan di Desa Selat, Alasangker, dan Gobleg yang usianya sekitar 1000 tahun Masehi,” lanjut Widarma menyebutkan.

Bukan hanya koleksi itu saja yang ada di Museum Buleleng, namun ada juga benda-benda yang berkaitan dengan zaman Kerajaan Buleleng. Seperti lukisan raja Buleleng hingga lukisan wayang.

Koleksi terbaru dari Museum Buleleng adalah pakaian dan kendaraan dinas dari Gubernur Provinsi Sunda Kecil (kini Bali) milik Mr I Gusti Ketut Pudja.

Mobil dengan plat B 2854 AS yang diketahui milik Mr. I Gusti Ketut Pudja Itu terparkir di halaman depan Museum Buleleng, dibuatkan bangunan khusus.

Diketahui mobil tersebut digunakan nya saat bertugas sebagai Kepala Badan Pemeriksa Keuangan. Keluarga Mr. I Gusti Ketut Pudja menghibahkan kendaraan tersebut pada tahun 2001 silam. Selain mobil, diketahui ada 3 stel pakaian miliknya yang dipajang di ruang tengah museum. Yakni satu stel pakaian berwarna hitam, satu stel pakaian berwarna krem, dan jas berwarna putih dengan motif kotak-kotak.

Namun dalam pengelolaan Museum Buleleng, ada beberapa kendala yang dihadapi yakni sumber daya manusia (SDM) dan anggaran. Hal ini pula yang menuntut kehati-hatian dalam memelihara gedung dan koleksinya.

Sebab, Museum Buleleng hanya memiliki 3 petugas saja. Sedangkan untuk kepala museum, kurator, dan struktur organisasinya belum ada. ”Pengelolaan masih menyatu dengan bidang sejarah di Dinas Kebudayaan Buleleng. Tentu harapan lainnya agar banyak masyarakat mau berkunjung dan belajar ke Museum Buleleng,” pungkasnya.

What is your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:Destination