Destination

Rerainan September 2025 di Bali Lebih dari Sekadar Tradisi, Sebuah Refleksi Kehidupan

SAKURAINA, BALI– Pulau Bali, yang dikenal dengan julukan “Pulau Dewata,” kembali bersiap menyambut serangkaian hari raya atau “rerainan” sepanjang bulan September 2025. Lebih dari sekadar perayaan, setiap rerainan adalah cerminan mendalam dari nilai-nilai kehidupan, harmoni antara manusia dan alam, serta penghormatan kepada leluhur dan Sang Pencipta.

Saraswati dan Semangat Ilmu Pengetahuan

Rangkaian rerainan dimulai dengan Hari Raya Saraswati pada 6 September, sebuah momen sakral untuk menghormati Sang Hyang Aji Saraswati, dewi ilmu pengetahuan. Umat Hindu di Bali melakukan upacara khusus, memberikan penghormatan kepada pustaka, rontal, dan kitab-kitab sebagai simbol ilmu pengetahuan. Keesokan harinya, Banyu Pinaruh menjadi waktu untuk membersihkan diri lahir dan batin, memohon anugerah kebijaksanaan dari Sang Hyang Saraswati.

Purnama, Soma Ribek, dan Ungkapan Syukur

Purnama pada 7 September membawa energi spiritual yang kuat, diikuti oleh Soma Ribek pada 8 September. Pada hari Soma Ribek, umat Hindu выражает rasa syukur atas беркат kesuburan yang diberikan oleh Dewi Sri dengan melakukan upacara penghormatan terhadap beras dan padi di lumbung. Tradisi ini mengajarkan pentingnya menghargai sumber daya alam dan berterima kasih atas rezeki yang diberikan.

Sabuh Mas dan Pagerwesi: Memohon Keselamatan dan Kemakmuran

Sabuh Mas pada 9 September adalah waktu untuk memuja Hyang Mahadewa, memohon agar harta dan barang berharga selalu dilimpahkan restu. Sementara itu, Pagerwesi pada 10 September menjadi momen penting untuk memohon keselamatan alam semesta beserta isinya, dengan melakukan yoga semadhi dan menghaturkan widhi widhana di Sanggah Kemulan.

Tumpek Landep dan Harmoni dengan Teknologi

Tumpek Landep pada 20 September adalah perayaan unik yang menghormati semua jenis alat tajam atau senjata. Upacara ini bukan hanya tentang benda-benda fisik, tetapi juga tentang menghargai teknologi dan inovasi sebagai alat untuk meningkatkan kehidupan manusia.

Makna Mendalam di Balik Setiap Rerainan

Setiap rerainan di Bali memiliki makna dan tujuan yang mendalam. Lebih dari sekadar ritual, rerainan adalah kesempatan untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan, mempererat hubungan dengan keluarga dan komunitas, serta meningkatkan kesadaran spiritual.

“Rerainan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali,” ujar Jero Mangku Alit, seorang tokoh agama Hindu di Depok. “Melalui rerainan, kita belajar untuk selalu bersyukur, menjaga harmoni dengan alam, dan meningkatkan kualitas diri sebagai manusia.”

Di tengah kesibukan dunia modern, rerainan di Bali menjadi pengingat yang berharga tentang pentingnya menjaga tradisi, menghormati alam, dan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama.(DIK)

What is your reaction?

Excited
0
Happy
0
In Love
0
Not Sure
0
Silly
0

You may also like

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in:Destination