
SAKURAINA, JAKARTA-Bagi penyuka film The Blackphone dan The Invisible Man.
Maka kali ini kerumitan masalah akan hadir di layar bioskop melalui film Wolfman.
Kali ini tema cerita yang diberikan kepada penonton adalah serangan Manusia Serigala, dengan segala kerumitan yang diberikan.
Film ini disutradarai oleh Leigh Whannell yang menulis naskah film ini bersama Corbett Tuck, Lauren Schuker Blum, dan Rebecca Angelo.
Jason Blum memproduseri film ini, sementara Ryan Gosling (yang awalnya akan membintangi film ini), Ken Kao, Bea Sequeira, Mel Turner, dan Whannell berperan sebagai produser eksekutif.
Melalui jejeran nama-nama tersebut diatas, memang dapat diprediksi bahwa film ini pasti mengandung unsur moral kemanusiaan yang berat, plus juga tentunya diharapkan mampu hibur penonton.
Christopher Abbott (It Comes At Night), terluka oleh monster serigala yang menyerang keluarganya.
Dalam pelarian mereka dari binatang buas di luar, muncul makhluk buas lain dari dalam.
Keluarga tersebut berlindung di sebuah rumah kosong terdekat sementara mereka mencari bantuan, dan perlahan-lahan menyadari bahwa monster tersebut ada di dalam bersama mereka selama ini.
Review Wolfman menekankan pada hubungan Ayah dan Anak.
Penonton pada babak pertama, akan diberikan pengertian keeratan hubungan Ayah dan Putranya serta Ayah dan Anak Perempuannya.
Ini nampaknya sengaja ditekankan, sebagai pembeda , serta menunjukan ikatan batin macam apa yang timbul.
Sekaligus sebagai kunci jawaban pada babak penutup cerita film ini.
Film ini memang bukanlah film thriller biasa, dikarenakan penekanan sisi emosional ini.
Diobrak abrik sedemikian rupa oleh Corbett Tuck, Lauren Schuker Blum, dan Rebecca Angelo.
Ini menyedihkan maupun menyentuh sisi emosi penonton, hingga mau peduli akan nasih keluarga ini hingga akhir film.
Akting Julia Garner (Inventing Anna) saat ia berperan sebagai istri dan ibu yang ketakutan dalam drama horor keluarga.
Adapun Matilda Firth membintangi film ini sebagai putri dari pasangan tersebut. Berhasil meningkatkan ikatan emosi yang timbul dalam diri penonton.
Secara keseluruhan film ini menarik. Adegan yang paling Cinemags sukai adalah saat sudut pandang kamera diberikan pada Christopher Abbott.
Proses perubahan yang terjadi, serta kesadaran akan apa yang akan terjadi di kemudian hari. Membuat sosok aktor ini rela mengorbankan semuanya.
Ini semua karena kasih sayang Ayah dan Anak Perempuannya.
Walaupun secara keseluruhan ide cerita dalam film ini merupakan repretitif dari tema cerita serupa .
Namun memang tidak pernah membosankan menonton film yang mengetengahkan mengenai kasih sayang ini.
Penonton juga akan dibawa merasakan elemen-elemen khas Blum House dari sisi colour grading, cara memberikan jumpscare kepada penonton
Kemudian ciri khas sutradara Leigh Whannell, masih tetap kuat dalam sisi kejutan serta , pengambilan adegan jarak dekatnya.
Bagi penyuka film bergenre misteri, thriller ala Blum House.
Wajib untuk ke bioskop , untuk menyaksikan dalam format IMAX yang terbaik.(*)